Rabu, 20 November 2013

BAB II BUKU PANDUAN GEMMAR MENGAJI MEDAN



BAB II
KURIKULUM GEMMAR MENGAJI

A.     STANDAR  ISI KURIKULUM
Kurikulum yang diberikan dikategorikan kepada:
a.       Tingkat Dasar
1.      Pengenalan Huruf atau Suku Kata
Pengertian Huruf adalah dapat menyebutkan dan mengenal huruf Hijaiyah sedangkan Suku kata artinya bunyi atau urutan bunyi yang mempunyai satu puncak kelantangan. Kelantangan bermaksud nilai yang lebih ketara, nyaring, panjang berbanding nilai yang terkandung dalam bunyi yang lain.
2.      Pengenalan Baris
Pengenalan huruf hijaiyah dalam hal ini Pengenalan baris meliputi fathah.Pengenalan bunyi huruf sukun sampai dengan, Pengenalan huruf yang hampir sama makhrajnya, Pengenalan huruf sambung, Pengenalan tanda baca fathah panjang / berdiri Pengenalan dengan alif,  Pengenalan fathah berdiri disertai huruf sukun, Pengenalan baris kasrah dan tanda baca panjang kasrah, serta dengan sukun, Pengenalan kasrah berdiri disertai huruf sukun, Pengenalan baris dhammah dengan huruf tertentu tanda panjang dhammah dengan alif didepannya, Pengenalan tanda dhammah terbalik, Pengenalan baris tanwin, fathatain, kasratain, dhammathain, Pengenalan bacaan mutlak, pengenalan dengan sukunhuruf tertentu serta bunyi û sukun, P sukun, qalqalah. Perbedaan bunyi ä sukun, í sukun, ‚ sukun dan – sukun.
3.      Makhorijul Huruf
Kata makharijul huruf berasal dari bahasa Arab, yang terdiri dari dua kata, yaitu sebagai berikut : Makharij( مخارج) Kata ini adalah jama’ dari kata makhraj (مخرج) yang berarti tempat keluar, 2. Al-Huruf (الحروف) Kata ini adalah jama’ dari al-harfu (الحرف)yang berarti huruf.Jadi menurut bahasa yang dimaksud dengan makharijul huruf itu ialah tempat-tempat keluarnya huruf. Sedangkan menurut istilah dalam ilmu tajwid, yang dimaksud dengan makharijul huruf yaitu tempat-tempat atau letak keluarnya huruf-huruf hijaiyah ketika membunyikannya.Sebagai seorang muslim, mempelajari ilmu tentang makharijul huruf ini sangatlah penting. Dengan mempelajari ilmu ini, akan dapat membunyikan huruf-huruf Arab dengan tepat sesuai dengan tempat keluarnya (makhraj-nya), sehingga dapat membaca al-Quran dengan fasih dan benar. Hal ini karena al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab.Tempat bunyi suatu huruf itu keluar, dapat kita ketahui dengan cara mematikan atau mensukunkan huruf tersebut yang sebelumnya didahului dengan huruf hidup.Contoh : untuk mengetahui makhraj “kaf (ك)”, maka huruf “kaf” tersebut disukun / dimatikan dengan didahului huruf hidup.
4.      Pengenalan Tulisan
Dengan metodologi sebagai berikut:
1.       Iqro
Metode iqro’ adalah suatu metode membaca Al-Qur’an yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro’ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna.
Metode iqro’ ini dalam prakteknya tidak membutuhkan alat yang bermacam-macam, karena ditekankan pada bacaannya (membaca huruf Al-Qur’an dengan fasih). Bacaan langsung tanpa dieja. Artinya diperkenalkan nama-nama huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih bersifat individual.
Metode pembelajaran ini pertama kali disusun oleh H. As’ad Humam di Yogyakarta. Buku metode Iqro’ ini disusun/dicetak dalam enam jilid sekali. Di mana dalam setiap jilidnya terdapat petunjuk mengajar dengan  tujuan untuk meudahkan setiap peserta didik (santri) yang akan menggunakannya, maupun ustadz/ustadzah yang akan menerapkan metode tersebut kepada santrinya. Metode iqro; ini termasuk salah satu metode yang cukup dikenal dikalangan masyarakat, karena metode ini sudah umum digunakan ditengah-tengah masayarakat Indonesia.
2.       Baghdadiyah
Metode membaca al-Qur’an yang berasal dari Baghdad, Irak. Metode ini tersusun (tarkibiyah), maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan dan merupakan sebuah proses ulang atau lebih kita kenal dengan sebutan metode alif, ba’, ta’. 
Cara pembelajaran metode ini dengan menghafal dan mengeja mudul yang yang dikenal dengan turutan, modul membaca huruf-huruf Hijaiyyah yang terdiri dari contoh-contoh yang sudah cukup pariatif dan dilanjutkan dengan praktek langsung membaca Al-Qur’an juz ke-30 yang terkenal dengan Juz Amma.

3.       Al barqi
Al-Barqy adalah nama salah satu metode belajar membaca Al-Qur`an. Al-barqy diambil dari bahasa Arab ‘Barqun’ yang artinya ‘Kilat’, oleh karena itu metode ini dapat membantu kita cepat dalam belajar membaca Al-Qur`an. Dari segi waktu metode ini ada yang diset untuk anak-anak yaitu 8 jam dan untuk dewasa atau orang tua paling singkat adalah 200 menit. Berikut adalah profile Al-Barqy:
Ciri Dan Kelebihan Metode AL-Barqy adalah Tidak berjilid, Praktis untuk segala umur, Cepat membaca huruf sambung, Teknik imlak dan menulis yang praktis,, Menggunakan metode semi SAS, Tepat untuk klasikal dan missal, Tidak membosankan (variatif).
Pokok-Pokok Pembelajaran Metode AL-Barqy adalah Pendekatan Global (Gestalt Psychology), Metode Struktur Analitik dan Sintetik (SAS), Kata lembaga yang memiliki arti, mudah difahami dan dihafal, Sistem : pengamatan, pemisahan, pemilihan, dan pemaduan, Teknik : konsentrasi, pengelompokan bunyi (transfer), isyarat bunyi (morse), Pengelompokan Bentuk titian unta (urutan mengarah)– sukun & tajwid, Fase Pembelajaran, Pengenalan huruf hijaiyah “menggunakan kata lembaga”, Pengenalan tanda baca / bunyi, Pengenalan huruf-huruf sulit, Pengenalan tanwin, Pengenalan “mad” bunyi panjang & pendek, Pengenalan sukun dan tasydid, Latihan dari Al-Qur`an dan Tajwid sederhana.
Perangkat Belajar Buku Al-Barqy sistem 8 jam, Buku Aqsharuth-Thariq (sistem 200 menit) dibantu dengan CD, Al-Barqy edisi Internasional (khusus untuk yang tidak berbahasa Indonesia), LKS (belajar menulis dengan kaidah yang benar dan bagus), Kaset dan CD lagu-lagu Al-Barqy dan Alat Peraga,
4.       Al hira
Al-hira merupakan Metode membaca al-quran dengan cara membaca langsung, tanpa menyebutkan nama-nama huruf hijaiyah sampai pada tingkat bacaan ketiga belas atau cara membaca huruf-huruf Muqattah.[1]
Metode pembelajaran al hira secara umum yaitu menggunakan system baca langsung, pelajaran ketujuh merupakan meteri pelajaran yang paling susah dipelajari karena mempelajari huruf yang mati, materi yang sudah dipelajari harus dikuasai peserta didik, bunyi huruf atau bacaan suatu kalimat hendaklah diperoleh secara pasih dari guru mengaji.[2]
5.       Dan lain-lain.
Metode lainnya yang dianggap mampu dan bisa untuk dijadikan metode dalam mempelajari bacaan al-quran
b.       Tingkat  Lanjutan ( Al Quran ) meliputi,
1.       Tahsinul  Qiroaah
           Tahsinul  Qiroah adalah Tahsinul bacaan Qur’an ialah adalah Tahsinul bacaan Qur’an ialah : Pengertian tajwid secara bahasa ini sama seperti pengertian Tahsin (تحسين) yang berasal dari kata حَسَّنَ- يُحَسِّنُ- تَحْسِيْنًا yang berarti membaguskan atau memperbaiki.[3]
Tahsin secara bahasa berasal dari kata Hassana-Yuhassinu-Tahsin yang berarti membaguskan atau membuat jadi bagus. Tahsin tilawatil Qur’an berarti membaguskan bacaan Al-Qur’an. Bacaan Al-Qur’an dikatakan bagus apabila membacanya sesuai dengan kaidah ilmu tajwid. Sedangkan pengertian tajwid adalah ilmu yang memberikan pengertian tentang huruf, baik hak setiap huruf maupun hukum-hukum baru yang timbul setelah hak huruf tersebut terpenuhi, yang terdiri dari sifat-sifat huruf, hukum mad dan sebagainya seperti tarqiq (tipis), tafkhim (tebal) dan semisalnya.[4]
Kegiatan yang dilakukan dalam Tahsinul Qiroaah berupa sebagai berikut:
a.       Tadarus Al Quran dimana Maksud tadarus ialah saling mempelajari al-Quran yaitu seorang membaca dan yang lain mendengar dan memperhatikan bacaannya. Setelah ia selesai membaca, di sambung pula oleh orang lain.
b.       Mempelajari Ilmu Tajwid, Dalam Kamus Ilmu Al-Qur’an, Ilmu Tajwid ialah : Kata tajwid berakar kata jawwada yang dalam bahasa artinya sama dengan tahsin, yaitu bagus. Menurut istilah, tajwid adalah mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya baik asli maupun yang baru datang. Dengan demikian, yang dimaksud dengan ilmu tajwid adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengeluarkan huruf dengan tepat serta semua ketentuan yang berkaitan dengan membaca Al-Qur’an baik segi lafal maupun maknanya. Secara garis besar yang dibahas oleh ilmu tajwid adalah makharij al-huruf, sifatul huruf, ahkamul huruf, ahkamul mad wal qasr, ahkamul waqf wal ibtida’, dan masalah khat al-‘usmani.[5]
Ilmu Tajwid, didefinisikan oleh Mahfan dalam bukunya Pelajaran Tajwid Praktis bahwa : Kata Tajwid berasal dari Bahasa Arab “jawwada – yujawwidu – tajwid”. Yang artinya : Membaguskan. Sedangkan menurut Ilmu Tajwid, Tajwid adalah : Membaguskan bacaan huruf-huruf atau kalimat-kalimat Al-Qur’an satu persatu dengan terang, teratur, perlahan dan tidak terburu-buru sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid.[6] Menurut Romdhoni Muslim, Ilmu Tajwid ialah :  Pengetahuan tentang qaidah-qaidah dan cara-cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.[7] Misbahul Munir mendefinisikan Ilmu Tajwid dalam bukunya Ilmu & Seni Qiro’atil Qur’an ialah dengan : Ilmu yang dipergunakan untuk mengetahui tempat keluarnya huruf (makhorijul huruf), sifat-sifat huruf, dan bacaan-bacaannya.
Tujuan/Faidah Mempelajarai Ilmu Tajwid ialah : Agar dapat membaca Ayat-ayat Al-Qur’an secara benar (Faseh) sesuai dengan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. serta dapat memelihara lesannya dari kesalahan-kesalahan ketika membaca Al-Qur’an.[8] Atau dalam buku lain, Romdhoni Muslim menambahkan bahwa tujuan/faidah mempelajari ilmu tajwid ialah : untuk memelihara bacaan Al-Qur’an dari kesalahan, kekeliruan dan perubahan serta menjaga lisan (mulut) dari kesalahan membacanya.[9]
Sedangkan Hukum Mempelajari Ilmu Tajwid ialah : Fardhu Kifayah (kewajiban atas satu atau sebagian orang). Adapun membaca Al-Qur’an dengan benar atau sesuai dengan ilmu tajwid adalah fardlu ‘Ain (kewajiban setiap orang).[10]

2. Ilmu Nagham

lmu Nagham  Ilmu nagham adalah ilmu lagu al Qur’an. Yaitu ilmu yang mempelajari lagu-lagu yang digunakan dalam membaca al Qur’an. Tingkatan dalam pembacaan al Qur’an berdasarkan penggunaan lagu terdiri dari tiga tingkatan :

1.       Mu’allam; adalah membaca al Qur’an pada tingkat belajar, sehingga pembacaan difokuskan pada benar atau salahnya bacaan dan tidak menggunakan lagu. Dalam beberapa hal mu’allam memiliki persamaan dengan tahsin.
2.       Murottal; adalah membaca al Qur’an yang menfokuskan pada dua hal yaitu kebenaran bacaan dan lagu al Qur’an. Karena konsentrasi bacaan difokuskan pada penerapan tajwid sekaligus lagu, maka porsi lagu qur’an tidak dibawakan sepenuhnya. Hanya pada nada asli atau jawab dengan tingkat suara sedang.
3.       Mujawwad; adalah membaca al Qur’an dengan lagunya secara sempurna baik dalam tingkatan nadanya maupun jenis dan variasi lagu. meliputi: Lagu – lagu Al Quran.
3. Tahsinul Kitabah
Tahsinul Kitabah adalah Menyambung Huruf di mana siswa merangkain huruf-huruf hijaiyah menjadi kalimat yang utuh sesuai dengan kaidah penulisannya meliputi: Menulis dan Menyambung Huruf Hijaiyyah dan Imla.
Sedangkan Imla adalah Imla’ berarti talqin yaitu menyampaikan atau mendiktekan kepada orang lain dengan suara keras agar dia memindahkan secara baik dan benar dari segi bahasa dan mempelajarinya. Tujuan Imla’ adalah Memberikan latihan kepada peserta didik penulisan huruf-huruf dan kalimat-kalimat dengan memperhatikan lebih seksama kalimat-kalimat yang banyak terjadi kesalahan dalam penulisan, Imla’ merupakan salah satu cabang dari cabang-cabang bahasa, sehingga dapat memastikan tugas utama dari bahasa yaitu pemahaman., Memperbaiki tulisan dan memperjelasnya, Melatih beberapa indra yang berkaitan dengan imla’ yaitu: telinga, tangan dan mata, memperluas pengalaman, bekal ilmu bahasa, Melatih penulisan secara cepat, jelas dan benar sehingga membiasakan peserta didik untuk mendengarkan dengan baik dan membiasakan peseta didik hidup bersih, teratur, cermat dan kritis.
4.       Tahfiz al-Quran
Tahfiz adalah adalah Menghafaz adalah salah satu kaedah yang penting di dalam mendalami ilmu al-Quran. Hafazan adalah proses yang digunakan untuk menyimpan pengetahuan. Menghafaz memerlukan suatu kekuatan fikiran pada orang yang melakukannya. Sementara menghafaz sesuatu yang dipelajari dan mengasah ingatan melalui hafazan adalah cara yang paling baik untuk mengekalkan ingatan dan kecerdasan otak.
Adapun Kategori tingkatannya adalah meliputi: menghapal 30 Juz, Suroh Yasin, Suroh  Ar Rahman, Suroh Al Waqiah, Suroh Al Kahfi, Suroh Al Mulk maupun ayat-ayat lainnya.
B.     STANDAR PROSES PEMBELAJARAN
a.       Pendekatan
Pembelajaran Program Maghrib Mengaji dilakukan melalui pendekatan klasikal dan individual yaitu dengan melakukan pembelajaran secara tatap muka antara satu orang guru dengan murid dalam waktu yang telah ditentukan.
b.       Metode
Metode pembelajaran disesuaikan dengan tahap perkembangan anak serta memperhatikan minat dan bakat anak, untuk itu dapat dipergunakan :
1.       Metode Bercerita
2.       Metode Tanya Jawab
3.       Metode Demonstrasi
4.       Metode Kerja Kelompok
5.       Metode Studi Banding
6.       dll
c.       Materi Pembelajaran
Media pembelajaran hendaklah menarik dan menyenangkan, aman dan tidak membahayakan , memenuhi unsur keindahan , dan dapat membangkitkan kreatifitas program pembelajaran.
C.     STANDAR TENAGA PENDIDIK DAN KEPENDIDIKAN
A.      Tenaga Pendidik dan Kependidikan Program Maghrib Mengaji
1.       Ketua Pelaksana
2.       Sekretaris
3.       Bendahara
4.       Anggota
5.       Guru
B.      Persyaratan Tenaga Pendidik
1.       Mempunyai kemampuan dasar membaca Al Quran
2.       Dapat membaca Al Quran dengan Fasih
3.       Menguasai hukum tajwid
4.       Memiliki Akhlak Mulia
D.     STANDAR EVALUASI
a.       Pengertian Evaluasi
Evaluasi adalah suatu upaya yang dilakukan untuk melihat sejauh mana tindakan itu dilaksanakan. Dalam hal ini untuk memperoleh data tentang perkembangan, perubahan dan kemajuan siswa dalam menerima proses pembelajaran. Evaluasi bersifat menyeluruh dan mencakup seluruh aspek dalam pendidikan, yaitu kognitif  ( pengetahuan), afektif ( sikap/perilaku ) dan keterampilan ( psikomotorik ).
b.       Tujuan dan Manfaat Evaluasi
1.       Bagi Siswa bermanfaat untuk menumbuhkan sikap percaya diri, memberikan motivasi kearah peningkatan aktivitas dan kreatifitas belajar.
2.       Bagi Pendidik untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar, memberikan umpan balik sebagai dasar memperbaiki proses belajar mengajar dan mengetahui perkembangan santri dalam pengalaman belajarnya.
3.       Bagi Lembaga untuk memberikan masukan sebagai upaya perbaikan dan peningkatan kualitas program pengajaran dan sumber daya manusia atau tenaga pendidik dan kependidikan.
4.       Bagi Orangtua untuk mendapatkan informasi secara utuh tentang perkembangan anak dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
c.       Alat Ukur Evaluasi
Dalam melaksanakan Evaluasi dapat dilakukan dengan cara         :
1.       Tes Tulis
2.       Tes Lisan
3.       Tes Praktek


[1] Lihat dalam Muhammad Roihan Nasution, Al-Hira (Dapat Membaca al-Quran Dalam Tempo 24 jam, (Medan: Yayasan Pendidikan Islam al-Hira Permata indah, 2011), h. vi)
[2] Lihat dalam  Muhammad Roihan Nasution, Al-Hira (Dapat Membaca al-Quran Dalam Tempo 24 jam),  Modiul pada Pelatihan Pembelajaran al-Quran Metode Al-Hiro (Medan: Yayasan Pendidikan Islam al-Hira Permata indah, ttp), h. 1)
[5] Lihat Dalam Ahsin W. Al-Hafidz, Kamus Ilmu Al-Qur’an, (Wonosobo: AMZAH, 2005), Cet. 1, hlm. 287.

 [6]  Lihat Mahfan. Pelajaran Tajwid Praktis, (Jakarta: Sandro Jaya, 2005), Cet. 1, hlm. 5.

[7] Lihat Dalam Romdhoni. Muslim, Ilmu Tajwid, (Jakarta: Nur Insani, 2006), Cet. 4, hlm. 9.

[8] Misbahul. Munir, Ilmu & Seni Qiro’atil Qur’an, (Semarang: Binawan, 2005), Cet. 1, hlm. 141.

[9] Romdhoni. Muslim, ………………………………………………………………………… hlm. 9.

[10] Ibid

1 komentar:

  1. Sy mengajar ngaji di mushola alhamdulillah jumlah anak ada 15...Sy pingin menggunakan metode alhiroh tp sy tdk punya buku dan cara mengaji nya

    BalasHapus