Rabu, 20 November 2013

LEMBAGA ZAKAT DAN WAKAF



LEMBAGA ZAKAT DAN WAKAF
OLEH:
 M ABDULLAH AMIN HASIBUAN
A. PENDAHULUAN
Zakat merupakan ibadah pokok dan termasuk salah satu kewajiban bagi ummat Islam yang memiliki harta serta merupakan doktrin keagamaan bagi ummat Islam yang mengikat bahkan sebagai sesuatu kewajiban yang mutlak dari keislaman seseorang1.
Zakat merupakan bagian dari harta yang harus disampaiakan kepada yang berhak menerimanya yang disebut mustahiq, sehingga zakat memiliki dimensi sosial yang diharapkan mampu menolong atau membantu ummat Islam yang tidak mampu sehingga  mereka mampu menghidupi kebutuhan mereka.
            Dalam perkembangannya zakat diharapkan mampu untuk dikelola agar lebih produktif atau dimanfaatkan lebih luas sehingga zakat bukan hanya sebatas bentuk/jumlah zakat itu sendiri tapi mampu dikembangkan di seluruh sektor kehidupan untuk membangun kehidupan yang makmur sebagai bekal untuk berbuat kebajikan terlebih dimanfaatkan untuk berjuang dijalan Allah. Maka oleh sebab itu Allah mewajibkan bagi setiap muslim untuk mengeluarkan sebagain dari hasil usahanya, Sebagaimana firman Allah dalam al-Quran surah al-Baqarah ayat 267 sebagai berikut :
Artinya:  Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan Ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.2

C. PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM ZAKAT
            Menurut Bahasa(lughat), zakat berarti : tumbuh; berkembang; kesuburan atau bertambah dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan sebagaimana disebutkan dalam QS. At-Taubah 11 sebagai berikut :
Artinya Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.5
Ada beberapa sebutan lain untuk pengertian zakat menurut syara’, sebagaimana yang dfisebutkan di dalam al-Qur’an sebagai berikut:
Artinya:  Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang Mengetahui. 6
Adapun kata shadaqah, pada periode Mekah, berlaku untuk pengertian zakat (shadaqah fardhu) dan pengertian shadaqah tathawwu’ (shadaqah sunnah). Kata al-Haq, al-Faridhah, al-Infaq dan Tha’amulmasakin, di dalam al-Qur’an, pada umumnya punya arti mutlak, yakni shadaqah pada umumnya mencakup wajib dan sunnah. Firman Allah SWT.
Artinya: Tidakkah mereka mengetahui bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hambaNya dan menerima shadaqah, dan bahwasanya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”. 7
Dengan demikian, zakat dapat didefinisikan ‘ikhroojulmaali ilallahu ta’ala, mengeluarkan harta benda kepada Allah Ta’ala. Jadi, proses pe-ngoperannya itulah yang disebut zakat, bukan harta yang diberikannya. Harta yang diberikannya, yakni harta yang dipungut, biasanya disebut dengan mal az-zakah’ sama dengan harta benda zakat. Dasar zakat, yakni harta yang menjadi obyek zakat disebut dengan ‘mal az-zakah’. Subyek yang menerima zakat disebut dengan ‘mustahiq az-zakah. Orang yang mempunyai harta benda yang mengeluarkan zakatnya disebut ‘al-mushaddaq’ atau ‘al-muzakki’. Sedang orang yang memungut atau mengurusi zakat disebut dengan ‘amil az-zakah’ atau al-mushaddiq.8
Ada beberapa macam makna zakat yang ditafsirkan oleh ahli tafsir sebagai berikut:
1.            Yusuf Qardawi mengartikan dari segi bahasa, zakat berasal dari kata zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik kemudian dari segi istilah (terminologi) zakat diartikan sebagai sebutan untuk pengambilan bagian tertentu dari harta kekayaan yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu untuk diberikan kepada golongan tertentu pula serta merupakan ibadah maaliyah ijtimaiyah yang memiliki posisi penting dan strategis.9
2.            Azzuhaili mengatakan dalam dalam kitab Al-fiqh Islamy wa’adillatuhu ia menyebutkan bahwa harta yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah nuqud (emas dan perak), barang tambang dan temuan, harta perdagangan, tanaman dan buah-buahan, perdagangan,dan ternak. 10
3.            Sayyid Sabiq, mendefiniskan zakat sebagai nama atau sebutan dari sesuatu hak Allah Ta'ala yang dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin. Dinamakan zakat, karena di dalamnya terkandung harapan untuk memperoleh berkah, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan berbagai kebajikan, mengenai kategori harta yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah emas dan perak, tumbuhan dan buah-buahan, perdagangan, hewan ternak, barang tambang dan harta temuan 11
4.            Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyatakan bahwa zakat itu terbagi kedalam empat kelompok yaitu Pertama kelompok tanaman dan buah-buahan, Kedua, kelompok hewan ternak terdiri  dari unta, sapid an kambing, Ketiga Kelompok Emas dan perak dan Keempat, Kelompok harta perdagangan dan berbagai jenisnya.12
5.            Didin Hafidudhin, Secara bahasa perkataan zakat berasal dari kata zaka yang berarti tumbuh dengan subur. Makna lain zaka sebagaimana digunakan dalam Al-Qur'an adalah suci dari dosa.13
Di Indonesia persepsi tentang pengertian zakat lebih diarahkan pada Zakat fitrah padahal telah dijelas disebutkan di atas bahwa zakat memiliki bahasa lain yaitu shadaqah, infaq, al-haq, al-Fara’id, Tha’amul-masakin. Sehingga dalam penelitian ini dimensi zakat  yang dimaksud termasuk shadaqah, infaq, al-haq, al-Fara’id, Tha’amul-masakin.14

D. LEMBAGA PENGELOLA ZAKAT
Lembaga zakat merupakan badan yang mengelola sumber dana zakat yang diterima dari muzakki, baik perorangan maupun badan usaha dimana Penerimaan zakat tersebut sesuai dengan kaidah Islam yang berlaku atau amil yang menerima zakat, baik zakat fitrah maupun zakat harta serta zaklat dalam  bentuk lainnya (di Indonesia dipersepsikan infaq dan shadaqah).
Lembaga zakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Lembaga Amil Zakat yang dikelola oleh Harian Waspada yang berada di Jl. Brigjend Katamso No. 1 Medan,27 yang merupakan salah satu lembaga yang berperan untuk menerima zakat atau mendistribusikan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana (muzakki)  khususnya di sumatera utara dan umumnya dari pihak manasaja kepada pihak yang kekurangan dana (mustahik).
          Fungsi lembaga zakat adalah untuk mendistribusikan dana zakat infaq dan sadaqah yang di terima atau dikumpulkan dari muzakki oleh lembaga zakat kemudian disalurkan kepada orang-orang yang berhak menerimanya (mustahik).



E. PENGHIMPUNAN DAN PENYALURAN ZAKAT
            Prinsip distribusi dalam Ekonomi Islam, dimana setiap muslim yang kekayaannya melebihi tingkat tertentu (nisbah) diwajibkan membayar sebagian hartanya untuk orang miskin dan orang yang memerlukan.  Pengeluaran tersebut pajak keagamaan yang disebut zakat. Ketentuan pendistribusian zakat tersebut tidak dapat diubah. Pihak-pihak penerima zakat tersebut dapat diuraikan secara detil kepada :
1.       Fakir merupakan orang yang tidak memiliki harta yaitu penghasilan yang tidak mencukupi atau penghasilan jauh dari kecukupan.
2.       Miskin merupakan orang yang tidak memiliki harta dengan kategori penghasilan hanya pas-pasan yaitu dicari satu hari hanya cukup untuk satu hari. Miskin adalah golongan kedua disebutkan dalam surat at Taubah, dengan tujuan bahwa sasaran zakat adalah menghapuskan kemiskinan dan kemelaratan dalam masyarakat Islam.
3.       Pengurus zakat yaitu orang-orang yang yang mengelola atau mengurusi zakat dan mendistribusikannya kepada yang berhak menerimanya. Sasaran ketiga adalah para amil zakat. Yang dimaksud dengan amil zakat adalah mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat, mulai dari para pengumpul sampai kepada bendahara dan para penjaganya. Juga mulai dari pencatat sampai kepada penghitung yang mencatat keluar masuk zakat.
4.       Mu'allaf yaitu orang yang baru masuk agama islam atau orang yang terdetak hatinya untuk meyakini Islam sebagai agama yang benar dan memeluknya Yang dimaksudkan dengan golongan muallaf, antara lain adalah mereka yang diharapkan kecenderungan hatinya atau keyakinannya dapat bertambah terhadap Islam, atau terhalangnya niat jahat mereka atas kaum Muslimin, atau harapan akan adanya kemanfaatan mereka dalam membantu dan menolong kaum Muslimin dari musuh. Macam-macam golongan muallaf adalah: Pertama, yang diharapkan keislamannya atau keislaman kelompok serta keluarganya. Kedua, Golongan orang yang dikuatirkan kelakuan jahatnya. Ketiga, Golongan orang yang baru masuk Islam Pemimpin dan tokoh masyarakat yang telah memeluk Islam yang mempunyai sahabat-sahabat kafir.Keempat, Pemimpin dan tokoh kaum Muslimin yang berpengaruh di kalangan kaumnya, akan tetapi imannya masih lemah. Kelima, Kaum Muslimin yang tinggal di benteng-benteng dan daerah perbatasan musuh dan yang keenam, Kaum Muslimin yang membutuhkannya untuk mengurus zakat orang yang tidak mau mengeluarkan, kecuali dengan paksaan.
5.       Untuk (memerdekakan) budak yaitu zakat tersebut diperuntukkan untuk budak yang baik untuk menebus dirinya terhadap majikan agar setara derajatnya dengan masyarakat muslim pada umumnya atau Cara membebaskan bisa dilakukan dengan dua hal: Pertama, menolong hamba mukatab, yaitu budak yang telah ada perjanjian dan kesepakatan dengan tuannya, bahwa bila ia sanggup menghasilkan harta dengan nilai dan ukuran tertentu, maka bebaslah ia. Kedua, seseorang dengan harta zakatnya atau seseorang bersama temannya membeli seorang budak kemudian membebaskan. Atau penguasa membeli seorang budak dari harta zakat yang diambilnya, kemudian ia membebaskan.
6.       Orang-orang yang berhutang dijalan Allah yaitu orang yang senantiasa memberikan hartanya untuk dipergunakan kepada jalan Allah disebabkan hal tersebut orang tersebut memiliki hutang bisa juga orang yang mempunyai piutang terhadap orang lain dan boleh menyerahkan zakat kepadanya karena keadaannya yang fakir, bukan karena mempunyai piutangnya. Ada dua golongan bagi orang yang mempunyai utang, yaitu golongan yang mempunyai utang untuk kemaslahatan diri sendiri, seperti untuk nafkah, membeli pakaian, mengobati orang sakit. Golongan lain adalah orang yang mempunyai utang untuk kemaslahatan orang lain, seperti mendamaikan dua golongan yang bermusuhan, orang yang bergerak di bidang sosial, seperti yayasan anak yatim, rumah sakit untuk fakir, anak yatim piatu dan lain-lain.
7.       Untuk jalan Allah yaitu dipergunakan bagi perjuangan ummat Islam dalam menegakkan agama Allah atau bagi masyarakat yang berperang atau menuntut ilmu demi menegakkan kebenaran agama Islam, Quran menggambarkan sasaran zakat yang ketujuh dengan firmanNya: "Di jalan Allah". Sabil berarti jalan. Jadi sabilillah artinya jalan yang menyampaikan pada ridha Allah, baik akidah maupun perbuatan. Sabilillah adalah kalimat yang bersifat umum, mencakup segala amal perbuatan ikhlas, yang digunakan untuk bertakkarub kepada Allah, dengan melaksanakan segala perbuatan wajib, sunat dan bermacam kebajikan lainnya.
8.       Untuk mereka yang sedang dalam perjalanan yaitu orang yang merantau dan kehabisan bekal atau orang yang melintas dari suatu daerah ke daerah lain. Dikatakan untuk orang yang berjalan di atasnya karena tetap di jalan itu. Menurut pendapat beberapa ulama, ibnu sabil mempunyai hak dari zakat, walaupun ia kaya, apabila ia terputus bekalnya. Ibnu Zaid berkata: "Ibnu sabil adalah musafir, apakah ia kaya atau miskin, apabila terdapat musibah dalam bekalnya, atau hartanya samasekali tidak ada, atau terkena sesuatu musibah atas hartanya, atau ia samasekali tidak memiliki apa-apa, maka dalam keadaan demikian tersebut, hanya bersifat pasti.

F. PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM WAKAF
Pengertian Wakaf ialah salah satu ibadah menyerahkan harta yang kita miliki untuk kegunaan umum masyarakat dengan niat sebagai ibadah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Contoh Amalan Wakaf ialah apabila Baginda Rasulullah SAW membina Masjid Quba’ yang dibina di atas tanah yang diwakafkannya ketika penghijrahan Baginda dan para sahabat ke Madinah. Begitu juga dengan pembinaan Masjid Nabawi di Madinah yang juga dibina dengan sumber wakaf.
Dalil pensyariatan wakaf di dalam menggalakkan umat Islam menyumbangkan hartanya untuk manfaat umat Islam terdapat pada Firman Allah SWT pada ayat 96 Surah Ali Imran: yaitu Bandingan (derma) orang-orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah sama seperti sebiji benih yang tumbuh menerbitkan tujuh tangkai; tiap-tiap tangkai itu pula mengandungi seratus biji. Dan (ingatlah), Allah akan melipatgandakan pahala bagi sesiapa yang dikehendakiNya, dan Allah Maha Luas (rahmat) kurniaNya, lagi Meliputi ilmu pengetahuanNya.” (Surah Al Baqarah : Ayat 261 )
Rasulullah SAW sendiri juga menggalakkan umatnya memperbanyakkan sedekah seperti hadith yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah :
Maksudnya :
" Apabila mati anak Adam, terputuslah amalannya kecuali tiga perkara, sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang soleh yang mendoakan kepadanya."
(Hadis Riwayat Muslim) Wakaf juga dikenali sebagai Sedekah Jariah, para Ahli Fiqh dan ulama’ berpendapat amalan wakaf adalah satu-satunya ibadah yang berbentuk sedekah jariah yang menjanjikan ganjaran pahala yang berkekalan dan mengalir kepada pewakaf hingga ke hari akhirat selagi harta tersebut kekal dan dimanfaatkan. Malahan amalan wakaf ini juga bukan hanya sebagai satu ibadah sahaja, malahan merupakan satu sistem yang berpotensi untuk menyumbang kepada kesejahteraan masyarakat Islam melalui konsep pengumpulan harta bersama.
            Wakaf adalah salah satu konsep pemberian harta yang terdapat di dalam Islam. Konsep ini juga adalah berlandaskan konsep sedekah. Kita boleh merujuk kepada hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Umar; iaitu apabila Umar Ibn al-Khattab mahu mensedekahkan sebidang tanahnya, Rasulullah s.a.w telah bersabda Kalau engkau setuju, tahanlah harta berkenaan dan sedekahkan manfaat (hasil) kepada tujuan-tujuan kebajikan. Umar kemudiannya mensedekahkan hasil tanah tersebut kepada fakir miskin, sanak saudaranya, pembebasan hamba dan tujuan ke jalan Allah dengan syarat harta tersebut tidak boleh dijual, diwarisi dan diberikan kepada orang lain.
Apabila seseorang telah mewakafkan hartanya maka dia tidak mempunyai apa-apa hak atau hubungan ke atas harta tersebut. Sebagai contoh jika harta yang diwakafkan adalah sebidang tanah maka tuanpunya tanah tidak boleh menjual, mencagar atau memindah milik tanah tersebut.
Harta tersebut dianggap sebagai hak Allah. Penerima wakaf tersebut adalah perlu memanfaatkan harta tersebut menurut syarat-syarat wakaf.
Terdapat dua kategori wakaf, iaitu wakaf am dan wakaf khas.
- Wakaf am adalah wakaf yang dilakukan untuk tujuan kebajikan tanpa menentukan mana-mana penerima dengan cara khusus. Sebagai contohnya, seseorang itu mewakafkan tanahnya di atas tujuan kebajikan dan tidak menentukan kepada siapa hasil tanah itu patut diberi. Maka terpulang kepada penerima wakaf untuk menentukan siapa dan bagaimana kegunaan/hasil tanah tersebut diberi, di atas tujuan kebajikan.
Wakaf khas adalah di mana terdapat tujuan khusus dan penerima-penerima yang tertentu bagi hasil wakaf tersebut. Pemberi wakaf akan menetapkan siapa penerima wakaf dan bagaimana kegunaan wakaf tersebut perlu diagihkan.Wakaf khas termasuklah wakaf yang boleh diberikan kepada keluarga. Biasanya bagi wakaf keluarga, pemberi wakaf akan mensyaratkan peratusan tertentu bagi ahli keluarga yang tertentu.
Pemberi wakaf juga boleh membahagikan harta secara kombinasi iaitu wakaf am dan wakaf khas. Sebagai contoh pemberi wakaf boleh memberi peratusan yang tetap dari hasil tanah kepada ahli keluarganya (wakaf khas) dan selebihnya di beri kepada kebajikan.
Majlis Agama Islam adalah badan yang bertanggungjawab keatas pentadbiran dan pengurusan harta wakaf. Ini adalah di atas rujukan terhadap Seksyen 61 Akta Pentadbiran Undang-Undang Islam (Wilayah Persekutuan) 1993. Oleh itu pemberi wakaf haruslah membuat permohonan ke Majlis Agama Islam. Permohonan tersebut haruslah menjelaskan tujuan, takat pemberian dan penerima wakaf (sekiranya khusus). Dokumen hakmilik harta juga harus disertakan.
Pihak Majlis akan menjalankan siasatan dan memastikan bahwa harta tersebut adalah bersih dari apa-apa tuntutan. Setelah pasti bahawa tiada apa-apa halangan ke atas wakaf tersebut maka barulah permohonan tersebut diluluskan. Pemberi wakaf akan menyempurnakan suratcara (dokumen) bagi penyempurnaan wakaf. Beliau juga harus membawa dua orang saksi.
Suratcara ini akan disediakan oleh pihak Majlis. Suratcara ini akan menyatakan butir-butir pemberi wakaf, saksi-saksi, jenis harta yang mahu diwakafkan, peratusan pembahagian dan tujuan wakaf tersebut. Ini adalah bagi memastikan tiada kesangsian terhadap bagaimana wakaf tersebut akan diuruskan.
Pemberi wakaf juga harus menyediakan surat akuan sumpah bagi menyatakan dan membuktikan bahawa wakaf tersebut dilakukan dengan kehendaknya sendiri dan tiada unsur paksaan. Ini adalah bagi mengelakkan timbulnya tuntutan dari pihak pewaris.

G. KEBERADAAN WAKAF DALAM PERSPEKTIF SEJARAH         


















H. WAKAF TUNAI DAN PENGELOLAAN WAKAF
            Ulama’ mempunyai beberapa pendapat mengenai amalan wakaf melalui wang tunai. Secara umumnya di dalam ibadah wakaf, Ulama Fiqh telah bersepakat bahawa harta wakaf itu hendaklah sesuatu yang bernilai, jelas dan diketahui tentang harta tersebut serta dimiliki sepenuhnya oleh pemiliknya sama ada harta itu berbentuk harta alih (manqul) atau pun harta tidak alih (I’qar).
Di dalam Kitab Al-Wasoya Wal-Awqof yang ditulis oleh Dr. Muhamad Kamaluddin Imam, menyatakan bahawa Ulama’ Fiqh dengan jelas telah membahagikan harta wakaf kepada dua bentuk iaitu :
1.
Harta alih (manqul) iaitu harta yang boleh dipindah alih seperti baju, Al-Quran, wang dan lain-lain
2.
Harta tidak alih (I’qar) iaitu harta yang kekal pada asalnya seperti rumah, tanah atau bangunan
Walaupun terdapat perselisihan pendapat di atas penerimaan harta alih untuk dijadikan sebagai harta wakaf akan tetapi Jumhur Ulama’ iaitu Mazhab Syafie, Hanafi, dan Hambali mengharuskan wakaf manqul berasaskan kepada kenyataan bahawa semua harta yang harus dijual dan boleh mendatangkan manfaat dan kekal zatnya, maka boleh diwakafkan.
Di dalam membahaskan perkara ini, Mazhab Hanafi mempunyai pandangan yang berlainan dan tidak membenarkan wakaf melalui harta alih kerana ianya berlawanan dengan pengertian wakaf itu sendiri iaitu menahan harta untuk diambil manfaatnya. Kesimpulannya, Mazhab Hanafi berpendapat, harta yang boleh diwakafkan adalah harta yang berbentuk kekal contohnya seperti tanah.
Walau bagaimanapun, Mazhab Hanafi mengharuskan wakaf dengan harta alih pada tiga keadaan berikut :
1.
Jika keadaan harta alih itu kedudukannya terletak pada harta tidak alih seperti pokok yang terdapat di atas tanah yang diwakafkan
2.
Jika terdapat nas di dalam Al-Quran dan hadith yang menjelaskan bentuk harta alih yang boleh diwakafkan. Contohnya, mewakafkan kuda dan senjata perang, kerana terdapat beberapa hadith yang menunjukkan bahawa Khalid Ibnu Walid telah mewakafkan kuda dan senjatanya di medan perang. Begitu juga hadith yang menyatakan Talhah bin Ubaidillah telah mewakafkan perisainya untuk tentera-tentera Islam dalam peperangan
3.
Sekiranya harta alih tersebut telah menjadi kebiasaan di suatu tempat dan negara untuk dijadikan harta wakaf seperti wakaf hasil-hasil penulisan, Al-Quran dan wang tunai. Tambahan pula u’ruf atau kebiasaan amalan masyarakat adalah menjadi sumber hukum yang masyhur pada Mazhab Hanafi
Mazhab Maliki pula mengharuskan sepenuhnya wakaf harta alih tanpa di syaratkan kekal fizikalnya. Mazhab Maliki berpendapat bahawa harus wakaf dengan menggunakan wang tunai seperti yang telah disebut di dalam Kitab Muqaddimah Ibnu Ar-Rushd Al-Ka’bi kerana bagi Mazhab Maliki, tujuan asal wakaf itu adalah untuk mendapat manfaat daripada harta tersebut.
Dalam konteks kita di Malaysia, penggunaan wang tunai dalam ibadah wakaf ini masih baru untuk diperkenalkan kepada masyarakat sebagai bekalan dan amalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sejajar dengan hadith Qudsi iaitu
Maksudnya: “Sesungguhnya hambaku dapat menghampirikan diri kepadaKu dengan melakukan ibadah-ibadah sunat.”
Ibadah wakaf yang dilakukan oleh orang-orang tua dan generasi terdahulu lebih dilakukan dengan cara individu (fardi). Ibadah ini dilakukan atas kemampuan yang ada pada individu tersebut untuk berwakaf sama ada mewakafkan tanah, rumah, atau aset-aset yang lain. Tetapi senario hari ini, dengan adanya perlaksanaan Skim Saham Wakaf Selangor maka ianya akan lebih mudah dan rasional untuk dipraktikkan oleh masyarakat yang rata-rata kurang memiliki harta yang berbentuk aset tetap. Skim yang dilaksanakan ini menjurus kepada wakaf am yang dilakukan secara berkelompok (jama’ie) oleh pewakaf-pewakaf yang menyertainya melalui sumbangan wang tunai.
Berdasarkan kepada kupasan-kupasan yang diberikan maka dapatlah dirumuskan bahawa Jumhur Ulama’ mengharuskan wakaf harta alih termasuklah wang tunai yang ketika ini menjadi amalan di beberapa negeri di Malaysia.


1 Lihat Ali Yafie, Menggagas Fiqh  Sosial, (Bandung: Mizan, 1994), h. 231

2  Lihat dalam QS Al Baqarah ayat: 267
5 Lihat dalam QS. At-Taubah ayat: 11.

6 Lihat dalam QS. At Taubah ayat: 10

7  Lihat dalam QS. At Taubah ayat: 104

8 Lihat dalam Lihat Yusuf Qardhawi, Dauru al-Zakat fi’Ilaaj al-Musykilaat al-Iqtishaadiyah, terj. Sari Narulita, Spektrum Zakat Dalam Membangun Ekonomi Kerakyatan, (Jakarta: Zikrul, 2005), h. 81.

9 Lihat dalam Yusuf Qardawi, Al-Ibadah fil-Islam (Beirut: Muassasah Risalah, 1993), h.235. (2006,34)

10 Lihat dalam Wahbah Az-zuhaili, al-Fiqh al-Islamy Wa’adillatuhu (Damaskus: Darl el-fikr, 1986), h.758.

11 Lihat dalam Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Kuwait: Daar al-Bayan, 1968), juz 3 h.27.

12 Lihat dalam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Zaadul-Ma’aad fi Hady Khairil-Ibad (Beirut:Daar El fikr, 1995), Juz 2, h.3

13 Lihat dalam Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah & Bertambah: Gerakan Membudayakan Zakat, Infaq danSedekah, (Jakarta: Gema Insani Press, 2007), h. 92.

14 Lihat dalam Lihat Yusuf Qardhawi, Dauru al-Zakat fi’Ilaaj al-Musykilaat al-Iqtishaadiyah, terj. Sari Narulita, Spektrum Zakat, h.81

27 Dengan akte pendirian No. 74 tahun 2000 dengan notaris Idham, SH. SK  berbadan hukum Pengukuhan Gubernur No. 451.12/4705  pada tanggal 29 Juni 2002.

1 komentar:

  1. Casino & Sports Betting - Dr.MCD
    In 광주광역 출장안마 the US, 대구광역 출장마사지 online 태백 출장마사지 sports 포항 출장마사지 betting 김천 출장마사지 has become a reality. While the Nevada Gaming Commission regulates sports betting in the state of Nevada, it  Rating: 4.8 · ‎13 votes

    BalasHapus